Pada masa sekarang ini belajar merupakan salah satu hal yang wajib, bahkan hampir nomor satu. Belajar merupakan sebuah tangga untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan. Tetapi di Negara kita ini masih banyak juga warga kita yang tak mengenal bangku pendidikan, bahkan sekolah dasar pun tak tamat. Padahal untuk menjadi Negara yang maju, penduduknya harus mempunyai pendidikan yang baik. Bagaimana Indonesia akan maju jika rakyatnya banyak yang tidak berpendidikan. Begitu sulitkah untuk belajar bagi masyarakat miskin. Sebetulnya masyarakat yang tidak mampu untuk membayar biaya pendidikan pun punya hak untuk belajar. Apakah yang terjadi di Negara kita ini? Apakah memang takdir hidup mereka seperti itu, atau memang ada kesalahan yang terjadi di Negara kita. Bahkan kelihatannya pemerintah pun tidak terlalu memikirkan nasib-nasib rakyatnya yang sangan membutukkan pertolongannya. Sepertinya pemerintah hanya memikirkan pembangunan-pembangunan kota, tetapi pemerintah tidak memikirkan pembangunan rakyatnya. Padahal pembangunan kota tanpa diimbangi dengan pembangunan masyarakat, khususnya pendidikan sebetulnya tidak ada gunanya. Hanya masyarakat kelas atas yang mereka pikirkan, tetapi mereka tidak pernah memikirkan masyarakat kelas bawah atau masyarakat miskin. Memang malang nasib masayarakat miskin, seharusnya nasib mereka tidak seperti yang terjadi sekarang ini jika pemerintah memang benar-benar memperhatikan semua rakyatnya.
Masyarakat kelas bawah dan masyarakat miskin seperti anak jalanan seharusnya tidak berada di jalan-jalan, tetapi mereka seharusnya berada di bangku sekolah untuk belajar. Bukannya mereka tidak ada kemauan untuk belajar, tetapi uang yang menghalangi mereka belajar, untuk hidup dan makan sehari- hari mereka saja masih sangat kekurangan, apalagi untuk biaya sekolah yang mahal. Masyarakat miskin seperti anak jalanan harus bekerja keras mencari uang dengan cara mereka mengamen, menyemir sepatu, pokoknya pekerjaan yang tak layak buat anak-anak yang seharusnya sedang menikmati masa anak-anaknya dengan belajar dan sebagainya Tetapi apa yang terjadi?
Ini sebetulnya pekerjaan yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah. Tetapi sepertinya pemerintah belum sepenuhnya dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengahdapi persoalan anak – anak yang putus sekolah. Bahkan sepertinya pemerintah terkesan gagal melaksanakan tugasnya untuk memberikan pendidikan kepada anak bangsa. Memang benar di media-media baik cetak maupun elektronik kita sering mendengar sekolah gratis. Tetapi itu semua hanyalang omong kosong. Memang biaya SPP gratis, itupun hanya untuk sekolah yang negeri, kalau sekolah yang swasta SPP tetap harus membayar.
Walaupun SPP gratis tetap saja biaya untuk masuk sekolah pun tidak gratis. Belum lagi ditambah dengan biaya membeli seragam sekolah, alat tulis dan keperluan sekolah yang lain. Ini merupakan beban yang berat untuk masyarakat miskin, mereka tak mempunyai uang lebih untuk membeli keperluan sekolah yang harganya pun tidak murah. Buku pelajaran yang seharusnya siswa tidak harus membayarpun harus membayar jika ingin memilikinya, jika mereka tidak membayar berarti mereka tidak mendapatkan buku pelajaran.
Bagaimana pemerintah ini? Sekolah gratis hanya mimpi belaka…! Karena kenyataannya sekolah tetap saja harus mengeluarkan banyak uang. Bagaimana bisa masyarakat yang tak memepunyai banyak uang bisa sekolah? Itu hanya mimpi sebagian anak-anak bangasa yang kurang beruntung.
Indonesia sebetulnya mempunyai factor penunjang yang besar untuk menjadi Negara maju, karena penduduknya yang besar. Tetapi ini sulit dilakukan karena sumber daya manusianya kurang bagus dibandingkan dengan Negara lain. Faktor utamanya adalah dalam bidang pendidikan. Jika pendidikan di Indonesia diutamakan pasti Indonesia tidak akan carut-marut seperti ini. Seharusnya pemerintah membebaskan semua biaya pendidikan untuk masyarakat yang kurang mampu. Tidak hanya biaya pendidikan tetapi semua yang menunjang untuk pendidikan itu digratiskan untuk masyarakat yang tak mampu. Jika hal ini dilaksanakan dengan baik, pasti Indonesia akan menjadi Negara yang mempunya sumber daya manusia yang bagus, tidak seperti sekarang ini.
weh...weh.....lanjutkan.....
BalasHapusberes nda...
BalasHapus